Presiden RI: Indonesia Harus Jadi Pusat Keunggulan Ekonomi Syariah di Tingkat Global
Jakarta (31/10/2020)- Ekonomi
dan keuangan syariah masih memiliki potensi luas untuk dikembangkan lebih jauh.
Ekonomi dan keuangan syariah itu nyatanya tidak hanya diminati oleh
negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim, tapi juga dilirik oleh
negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat
mengingat potensi yang dimilikinya. Demikian pernyataan yang disampaikan
Presiden Joko Widodo dalam sambutan virtual pada pembukaan acara Indonesia
Sharia Economic Festival (ISEF) ke-7 Tahun 2020, Rabu (28/10).
“Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia harus
menangkap peluang ini dengan mendorong akselerasi, percepatan, pengembangan
ekonomi, dan keuangan syariah nasional sebagai bagian dari transformasi menuju
Indonesia Maju dan upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi
syariah global,” ujar Presiden Joko Widodo.
Di dalam negeri, Indonesia
telah memiliki Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk
menyambut peluang itu dengan mengupayakan akselerasi pertumbuhan ekonomi dan
keuangan syariah. Sejumlah strategi yang ditempuh untuk mewujudkan hal itu di
antaranya ialah penguatan rantai nilai halal, penguatan keuangan Islam,
penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta penguatan ekonomi digital.
Presiden mengatakan, penyelenggaraan ISEF ini dapat menjadi
momentum untuk mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah lebih jauh
dengan membuat peta jalan yang jelas dan detail serta menentukan
langkah-langkah konkret yang harus segera dilakukan.
“Industri keuangan syariah
adalah raksasa yang sedang tidur. Saat ini pemerintah memiliki perhatian besar
untuk membangkitkan raksasa ini,” imbuh Presiden RI.
Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah sendiri telah mengembangkan
ekonomi dan keuangan syariah di tingkat bawah, yakni dengan mengembangkan bank
mikro di berbagai tempat di wilayah Indonesia yang bekerja sama dengan
pondok-pondok pesantren maupun organisasi keagamaan yang ada. Dengan cara itu,
Kepala Negara berharap agar industri keuangan syariah dapat menjadi instrumen
keuangan alternatif untuk memajukan ekonomi rakyat.
Selain itu, pengembangan ekonomi syariah yang berbasis sektor
riil, padat karya, dan industri halal juga sangat potensial untuk memperluas
penyerapan tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru. Terlebih, negara ini
memiliki banyak sekali produk halal unggulan dengan beberapa di antaranya yang
telah mendunia.
“Negara kita punya banyak produk halal
unggulan. Produk makanan, kosmetika, juga fesyen. Untuk fesyen kita bahkan
punya cita-cita menjadi pusat fesyen muslim dunia,” kata Presiden.
Namun, saat ini, potensi besar dalam industri halal tersebut
tampak belum tergarap dengan baik. Untuk itu upaya pengembangan yang integratif
dan komprehensif harus terus dilakukan dengan membenahi ekosistem industri
syariah, menyederhanakan regulasi agar lebih efektif dan efisien, serta
mempersiapkan sumber daya manusia pendukungnya dengan baik.
“Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk Islam terbesar
di dunia saya harapkan dapat mewujudkan diri sebagai center of excellence hub
perekonomian syariah di tingkat global,” tandas Presiden Joko Widodo (*/Diambil
dari laman Setkab.go.id)